
Equityworld Futures | Bikin Jantungan! Harga Emas Anjlok 1%, Terancam ke US$ 1.800
Equityworld Futures | Bikin Jantungan! Harga Emas Anjlok 1%, Terancam ke US$ 1.800
Equityworld Futures | Harga emas kian rontok. Sang logam mulia bahkan terancam terseret ke level US$ 1.800 per troy ons. Harga emas di pasar spot pada perdagangan kemarin, Selasa (26/9/2023), ditutup di posisi US$ 1.900,49 per troy ons. Harganya ambruk 0,79%.
Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 22 Agustus 2023 atau sebulan lebih. Pelemahan kemarin memperpanjang derita emas yang juga ambruk pada perdagangan Senin. Dalam dua hari terakhir, harga emas sudah jatuh 1,27%.
Pelemahan juga membuat emas terancam ke level US$ 1.800 per troy ons.
Harga emas sedikit membaik pada hari ini. Pada perdagangan Rabu (27/9/2023) pukul 06:26 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.900,93 per troy ons. Harganya menguat tipis 0,02%.
Harga emas kian merana karena pelaku pasar semakin meyakni jika bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) masih akan hawkish.
Perangkat FedWatch Tool menunjukkan sekitar 14,4% pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada November mendatang.
Sejumlah pejabat The Fed juga menyuarakan pernyataan hawkishnya. Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari memperkirakan kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan kini menjadi 50-50%. Pasalnya, inflasi AS belum juga melandai sesuai harapan The Fed.
Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melonjak.
Imbal hasil pada US Treasury yang melesat ke kisaran 4,56% pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 16 Oktober 2007 atau tertinggi dalam 16 tahun terakhir.
Sementara itu, indeks dolar terbang ke 106,3 atau posisi tertingginya sejak November 2022.
Penguatan dolar AS membuat emas semakin mahal dibeli sehingga tidak menarik buat investasi. Logam mulia juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga tidak menarik saat imbal hasil US Treasury naik.
Analis OANDA, Edward Moya, menjelaskan emas saat ini tidak dianggap sebagai aset aman yang menarik. Pasalnya, investor lebih melihat pada kenaikan suku bunga.
“Emas belum dianggap sebagai aset aman. Harga emas baru akan membaik jika The Fed mengisyaratkan akan mengakhiri siklus kenaiakn atau ekonomi ambruk,” tutur Moya, dikutip dari Reuters.
Pelaku pasar kini menunggu data belanja warga AS atau personal consumption expenditures (PCE) yang akan diumumkan pada hari ini.
“Jika data menunjukkan ekonomi AS memang masih panas maka itu akan menjadi tambahan tekanan ke emas,” ujar Moya.
No Comments