Blog

Equityworld Futures | Tren Bullish Harga Emas Tak Terbendung, Berpotensi Capai US$ 2.750

06:38 21 October in Market Review
0 Comments
0

Equityworld Futures | Tren Bullish Harga Emas Tak Terbendung, Berpotensi Capai US$ 2.750

Equityworld Futures | Tren bullish harga emas semakin kuat, bahkan menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada Senin (21/10/2024). Hal ini masih akan berlanjut dan membuat harga emas berpotensi mencapai US$ 2.750.

Berdasarkan data investing, harga emas terlihat naik 0,42% menjadai US$ 2.731, setelah sempat mencatatkan rekor tertinggi di level US$ 2.732.

Analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengatakan, penguatan ini dipicu oleh berbagai faktor global, termasuk ketegangan geopolitik di Timur Tengah, ketidakpastian pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), serta prospek pelonggaran kebijakan moneter dari bank sentral utama dunia. Sedangkan kombinasi indikator Moving Average yang terbentuk saat ini menunjukkan bahwa harga emas terus mendominasi tren bullish.

“Berdasarkan proyeksi teknikal, harga emas memiliki potensi untuk mencapai US$ 2.750 jika tren kenaikan ini berlanjut. Namun, jika terjadi pembalikan harga (reversal), ada kemungkinan harga turun kembali ke level psikologis US$ 2.700 sebagai target penurunan terdekatnya,” kata Nugraha, Senin (21/10/2024).

Menurut Nugraha, ada beberapa faktor utama yang mendorong harga emas terus naik. Pertama, ketegangan geopolitik di Timur Tengah semakin memanas setelah pengumuman Hizbullah yang berencana meningkatkan konflik dengan Israel. Ketidakstabilan di kawasan tersebut mendorong arus investasi ke aset safe haven seperti emas, yang dipandang sebagai instrumen lindung nilai di tengah ketidakpastian global.

Kedua, lanjutnya, ketidakpastian seputar pemilihan presiden AS semakin memperkuat permintaan terhadap emas. “Banyak investor yang mencari perlindungan dari kemungkinan fluktuasi pasar keuangan yang bisa terjadi menjelang pemilihan,” tambah Nugraha.

Selain itu, Nugraha menambahkan, ekspektasi akan pemangkasan suku bunga lebih lanjut dari The Fed juga menjadi faktor yang signifikan. Bank sentral AS telah menurunkan suku bunganya pada pertemuan bulan September, yang merupakan penurunan pertama dalam lebih dari empat tahun.

Menurut CME FedWatch Tool, peluang adanya pemangkasan suku bunga tambahan sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan November mencapai lebih dari 90%. Pemangkasan suku bunga ini cenderung mendukung kenaikan harga emas, karena biaya peluang untuk menyimpan emas yang tidak menghasilkan bunga menjadi lebih rendah.

Meskipun prospek bullish untuk emas masih kuat, Nugraha menegaskan, ada beberapa tantangan yang dapat membatasi kenaikan harga lebih lanjut. Salah satunya adalah kondisi ekonomi China yang lesu. Pada kuartal ketiga tahun ini, pertumbuhan ekonomi China tercatat sebesar 4,6% secara tahunan (YoY), sedikit di bawah target pemerintah yang berada di kisaran 5%.

Nugraha menegaskan, melambatnya pertumbuhan ekonomi ini dapat berdampak negatif pada permintaan emas, mengingat China adalah konsumen emas terbesar di dunia. “Jika perekonomian China terus melambat, permintaan terhadap logam mulia ini mungkin akan terpengaruh, dan hal ini bisa menekan harga emas di pasar global,” ucapnya.

Lebih lanjut Nugraha mengatakan, siklus pelonggaran moneter yang dilakukan oleh bank sentral utama dunia juga memberikan dukungan signifikan terhadap harga emas. Baru-baru ini, Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk menurunkan suku bunga deposito sebesar 25 basis poin, yang merupakan penurunan kedua berturut-turut.

Langkah ini menandai percepatan dalam siklus pelonggaran ECB, yang awalnya hanya diperkirakan akan memotong suku bunga sekali dalam satu kuartal. Percepatan siklus pelonggaran ini mendorong pedagang untuk mengantisipasi kebijakan serupa dari bank sentral lainnya, termasuk The Fed, sehingga memperkuat tren bullish pada emas.

“Secara keseluruhan, harga emas saat ini didukung oleh kombinasi faktor-faktor yang memperkuat tren bullish, seperti ketegangan geopolitik, ketidakpastian politik di AS, serta prospek pelonggaran moneter lebih lanjut dari bank sentral,” tutupnya.

Demo Ewf
Demo Equityworld

No Comments

Post a Comment