Equityworld Futures | Harga Emas Kembali Melemah tapi Masih Terkonsolidasi
Equityworld Futures | Harga Emas Kembali Melemah tapi Masih Terkonsolidasi
Equityworld Futures | Harga emas dunia kembali terkoreksi pada perdagangan Kamis (3/10/2024), melanjutkan pelemahan sehari sebelumnya. Namun, logam mulia tersebut terkonsolidasi mendekati rekor tertinggi yang dicapai pekan lalu.
Menurut data pasar, emas spot (XAU/USD) turun tipis 0,10 persen secara harian ke USD2.656,11 per troy ons pada Kamis. Pada Rabu, emas melemah 0,18 persen.
Penurunan ini terjadi meskipun serangan rudal Iran terhadap Israel pada Selasa meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah. Namun, pembelian aset safe-haven di tengah gejolak geopolitik belum cukup untuk mendongkrak harga.
Ahli Strategi Riset di Pepperstone Dilin Wu mengatakan, kontrak berjangka (futures) emas stabil di kisaran rekor tertinggi.
Pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) baru-baru ini, serta prospek penurunan suku bunga lebih lanjut, ditambah ketegangan geopolitik yang meningkat, telah mendorong momentum bullish.
“Ini seharusnya membatasi penjualan dalam jangka pendek,” kata Wu, dikutip Dow Jones Newswires, Kamis (3/10).
Namun, Wu menambahkan, para pelaku bullish emas tampaknya menahan diri dari mengambil posisi long lebih banyak menjelang potensi rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang lebih tinggi pada Jumat, terutama setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengadopsi sikap lebih berhati-hati terkait pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut.
Wu menjelaskan, dengan harga emas yang berkonsolidasi, langkah ini dapat dibenarkan daripada memprediksi kenaikan lebih lanjut.
Meski demikian, Wu optimistis, harga emas bertahan di level tinggi bukan tanpa alasan, dan kemungkinan besar akan terjadi kenaikan dibandingkan penurunan.
Laporan pekerjaan AS untuk September, yang akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja pada Jumat pagi, menjadi data penting. Angka kunci NFP diperkirakan naik 150.000, dibandingkan dengan kenaikan 142.000 pada laporan Agustus.
Menurut Kitco, Kamis (3/10), sentimen risk aversion (penghindaran risiko) lebih terasa di pasar pekan ini. Israel melanjutkan serangan ofensifnya di Lebanon dan berjanji akan membalas serangan rudal Iran pekan ini. Banyak pihak memperkirakan situasi akan semakin memanas.
Laporan dari Barron’s pada Kamis (3/1) juga menyebutkan, jarang sekali emas mengungguli saham, tetapi tahun ini emas berhasil melakukannya dengan baik.
Artikel tersebut juga menambahkan, pedagang jangka pendek menjadi salah satu faktornya, dan hedge fund telah berbondong-bondong masuk — secara kolektif mereka lebih optimistis daripada kapan pun sejak pertengahan 1980-an.
Analis Kitco Jim Wyckoff berpendapat, permintaan safe-haven, suku bunga global yang umumnya lebih rendah, pembelian oleh bank sentral, serta grafik teknikal yang bullish adalah elemen utama yang mendorong harga emas naik dalam beberapa bulan terakhir.
No Comments