
Equityworld Futures | Shutdown Pemerintah AS, Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Lagi
Equityworld Futures | Shutdown Pemerintah AS, Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Lagi
Equityworld Futures | Harga emas dunia menguat dan kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Rabu (1/10/2025) waktu setempat atau Kamis pagi WIB.
Penguatan emas didorong oleh melemahnya dollar Amerika Serikat (AS), serta meningkatnya permintaan terhadap aset aman (safe haven) di tengah kekhawatiran penutupan (shutdown) pemerintah AS dan melemahnya data ketenagakerjaan.
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik tipis 0,1 persen menjadi 3.861,77 dollar AS per ons, setelah sempat menembus rekor baru di level 3.895,09 dollar AS per ons pada sesi sebelumnya.
Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk kontrak pengiriman Desember ditutup menguat 0,6 persen ke level 3.897,5 dollar AS per ons.
Penguatan emas terjadi seiring pelemahan indeks dollar AS terhadap sejumlah mata uang utama lainnya.
Kondisi ini membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan minat terhadap emas.
“Dolar berada di bawah tekanan karena biasanya ketika pemerintah mengalami shutdown, sentimen terhadap AS berubah menjadi negatif,” ujar analis Marex, Edward Meir.
Menurutnya, pelemahan dollar dan pasar saham AS menjadi faktor pendorong harga emas.
Di sisi lain, data ketenagakerjaan yang lemah juga memperkuat peluang pemangkasan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).
Laporan ADP menunjukkan jumlah pekerjaan swasta AS turun sebesar 32.000 pada bulan September, setelah angka pada bulan Agustus direvisi dan menunjukkan bahwa 3.000 lapangan kerja hilang.
Angka ini jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan penambahan 50.000 pekerjaan.
Shutdown pemerintah AS semakin menambah kekhawatiran.
Penutupan sebagian besar operasi pemerintahan akibat kebuntuan politik antara Kongres dan Gedung Putih berisiko menunda publikasi indikator ekonomi penting, termasuk laporan tenaga kerja non-farm payrolls (NFP) yang dijadwalkan rilis pada Jumat.
Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi, emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) cenderung diminati investor.
Emas sebagai aset safe haven biasanya menguat di lingkungan suku bunga rendah.
Menurut CME FedWatch Tool, pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang hampir 99 persen The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan Oktober ini.
“Permintaan emas dari investor Barat, baik institusional maupun ritel, meningkat tajam karena faktor fear of missing out (FOMO). Jika tren ini berlanjut, tidak menutup kemungkinan harga emas menembus level 4.000 dollar AS per ons,” tulis analis SP Angel dalam catatan risetnya.
No Comments