Equityworld Futures | Harga Emas Diramal Turun Efek Menguatnya Dolar
Equityworld Futures | Harga Emas Diramal Turun Efek Menguatnya Dolar
Equityworld Futures | Harga emas diprediksi akan mengalami penurunan yang masih akan berlanjut. Menurut Andrew Fischer dari Deu Calion Futures (DCFX), meskipun sebelumnya harga emas sempat mengalami kenaikan, tren kenaikan tersebut telah selesai dan saat ini harga emas sedang dalam fase penurunan.
Menurut Fischer, faktor eksternal seperti penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan antisipasi terhadap data inflasi PCE (personal consumption expenditure) juga memengaruhi harga emas.
“Secara teknikal dengan metode analisis tren dan analisis candlestick, analisis tren menunjukkan arah tren saat ini memang sedang menurun. Sementara analisis candlestick memberikan indikasi harga emas akan terus mengalami tekanan,” ungkap Fischer dikutip dari analisis hariannya, Rabu, 26 Juni 2024.
Pada perdagangan Selasa (25/6), harga emas turun sebesar 0,4 persen menjadi USD2.325,56 per ons, sementara gold futures turun 0,3 persen menjadi USD2.337,35 per ons. Para pedagang emas cenderung menghindari logam mulia ini karena ketidakpastian mengenai prospek penurunan suku bunga AS.
Meskipun data inflasi untuk Mei menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, tekanan harga masih relatif tinggi. Fokus minggu ini adalah pada data inflasi yang akan dirilis pada Jumat (28/6), PCE yang merupakan pengukur inflasi pilihan Federal Reserve, diharapkan menunjukkan inflasi yang sedikit menurun namun tetap di atas target tahunan bank sentral sebesar dua persen.
“Tingginya suku bunga AS saat ini memberikan dampak negatif bagi pasar logam, karena meningkatkan biaya peluang untuk berinvestasi pada aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas,” jelas dia.
Pergerakan logam lainnya bervariasi
Di samping emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Platinum futures naik 0,4 persen menjadi USD1.016,55 per ons, sementara silver futures turun tipis sebesar 0,1 persen menjadi USD29,817 per ons.
“Harga tembaga juga naik sedikit, tetapi sentimen tetap rapuh karena kekhawatiran atas importir terbesar, Tiongkok,” terang Fischer.
Kekuatan ekonomi AS yang tidak terduga, jelas dia, ditunjukkan oleh indeks manajer pembelian yang kuat pada Juni, memicu kekhawatiran suku bunga tinggi akan dipertahankan lebih lama.
Di sisi lain, harga tembaga di London Metal Exchange naik 0,4 persen menjadi USD9.703,50 per ton, namun kekhawatiran atas prospek perang dagang dengan Uni Eropa dan AS membuat sentimen terhadap logam merah ini tetap rapuh.
Dalam beberapa minggu terakhir, kedua kontrak tembaga mengalami penurunan tajam karena sentimen terhadap China memburuk dan keraguan muncul atas prospek pemulihan ekonomi global tahun ini.
“Secara keseluruhan, harga emas cenderung akan terus menurun dalam jangka pendek, meskipun ada potensi kenaikan yang cukup signifikan setelah fase penurunan ini. Faktor eksternal seperti penguatan dolar dan ketidakpastian inflasi juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas saat ini,” tutup Fischer.
No Comments