Blog

Equitywolrd Futures | Kali Ini Harga Emas Menang Lawan The Fed, Apa Rahasianya?

02:31 13 June in Market Review
0 Comments
0

Equitywolrd Futures | Kali Ini Harga Emas Menang Lawan The Fed, Apa Rahasianya?

Equitywolrd Futures | Harga emas dunia melanjutkan tren positif dengan kenaikan selama tiga hari beruntun. Kenaikan ini justru terjadi di tengah sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Bank Reserve (The Fed). Inflasi AS yang melandai menjadi salah satu faktor penopang emas.

Melansir data Refinitiv, pada perdagangan kemarin, Rabu (12/6/2024) harga emas bertengger di US$ 2.322,50 per troy ons, menguat 0,27% dalam sehari. Sementara pada pagi ini, Kamis (13/6/2024) hingga pukul 06.15 WIB masih cenderung terkoreksi tipis sekitar 0,07%.

Emas masih mempertahankan harga di atas level psikologis US$ 2.300 per troy ons, dan melanjutkan reli kenaikan tiga hari beruntun, meskipun The Fed mempertahankan suku bunga di level 5,25-5,50% seperti yang diperkirakan pasar.

Dalam dokumen terbarunya, median dari proyeksi The Fed mengindikasikan hanya ada sekali pemotongan pada tahun ini sebesar 25 bps, paling lambat pada Desember 2024.

Proyeksi ini jauh lebih rendah dibandingkan pada Maret 2024 di mana The Fed mengindikasikan ada tiga kali pemotongan dengan besaran 75 bps.

Dari 19 anggota, delapan memperkirakan adanya dua kali pemangkasan, tujuh menginginkan sekali pemangikasan sementara empat tidak ingin ada pemangkasan sama sekali.
Proyeksi baru ini jelas mengindikasikan adanya kecenderungan ‘hawkish’ karena pada proyeksi sebelumnya hanya ada dua yang menentang pemangkasan.

Untuk 2025, The Fed mengindikasikan pemangkasan yang lebih agresif yakni empat kali pemotongan dengan besaran 100 bps sehingga suku bunga ada di angka 4,1% pada 2025.
Bila dihitung dari 2024-2025 maka The Fed diperkirakan akan melakukan lima kali pemangkasan dengan besaran 125 bps. Jumlah pemangkasan ini tetap lebih rendah dibandingkan enam kali pada proyeksi Maret 2024.

Kenaikan harga emas di tengah masih hawkishnya The Fed adalah hal yang jarang terjadi. Harga emas biasanya langsung tiarap begitu The Fed mengeluarkan pernyataan hawkish.

Sementara itu, para pembuat kebijakan menyatakan kurang optimis terhadap disinflasi perekonomian AS, sementara ekspektasi pertumbuhan tetap ada, sehingga menambah tekanan kebijakan tetap hawkish.

Meski begitu, harga emas tetap mempertahankan kenaikan di zona positif, berkat rilis inflasi utama tahunan AS yang melandai lebih baik dari perkiraan.

Inflasi utama tahunan AS secara tak terduga melandai menjadi 3,3% (year on year/yoy) pada Mei 2024, sementara inflasi inti turun lebih dari yang diharapkan menjadi 3,4%.

Dengan inflasi yang melandai maka ada harapan The Fed memangkas suku bunga lebih cepat. Melandainya inflasi AS ini membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melandai.

Indeks dolar AS ditutup di 104,65 pada Rabu kemarin, dari 105,23 pada hari sebelumnya. Imbal hasil US Treasury melandai ke 4,29% kemarin dari 4,4% pada hari sebelumnya.

Melemahnya dolar AS dan imbal hasil US Treasury berdampak positif ke harga emas. Dengan dolar AS yang melemah maka konversi pembelian emas lebih murah sehingga meningkatkan pembelian. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melemahnya imbal hasil US Treasury berdampak positif ke emas.

Perubahan sikap dovish pada bank sentral besar lainnya juga mendukung emas, dengan penurunan suku bunga oleh bank sentral Eropa (ECB) dan Dewan Komisaris sebelum perkiraan penurunan suku bunga oleh BoE dan PBoC. Sejumlah bank sentral sudah memangkas suku bunga. Selain bank sentral Eropa, bank sentral Swiss dan Kanada juga menurunkan suku bunga.

Ruth Crowell, CEO London Bullion Market Association, mengatakan kepada Reuters di sela-sela konferensi Logam Mulia Asia Pasifik di Singapura mengatakan China jadi faktor utama kenaikan harga emas.

“Ada banyak alasan yang mendorong harga emas saat ini…, tapi salah satu faktor utamanya adalah Tiongkok,” Ruth Crowell, CEO London Bullion Market Association, mengatakan kepada Reuters di sela-sela konferensi Logam Mulia Asia Pasifik di Singapura.

Lebih lanjut, Ruth menjelaskan bahwa “Biasanya Tiongkok dan Jepang merupakan negara yang memiliki anggaran belanja terbatas, namun mengingat kondisi perekonomian, tantangan real estate dan pasar ekuitas, emas adalah pilihan yang aman… Saya pikir emas akan menjadi daya tarik untuk beberapa waktu.” imbuhnya.

Bank sentral di seluruh dunia, terutama Tiongkok, telah meningkatkan cadangan emas karena depresiasi mata uang serta risiko geopolitik dan ekonomi.

Emas batangan secara tradisional dikenal sebagai produk lindung nilai yang disukai terhadap risiko geopolitik dan ekonomi, dan tumbuh pesat di lingkungan suku bunga rendah.

demo ewf
Demo Equityworld

No Comments

Post a Comment