Blog

Equityworld Futures | Penderitaan Pemilik Emas Sungguh Berat, Harga Sudah Jatuh 1%

00:42 07 September in Market Review
0 Comments
0

Equityworld Futures | Penderitaan Pemilik Emas Sungguh Berat, Harga Sudah Jatuh 1%

Equityworld Futures | Harga emas di pasar spot pada perdagangan Rabu (6/9/2023) ditutup di posisi US$ 1916,28 WIB per troy ons atau turun 0,5%.

Posisi penutupan kemarin adalah yang terendah sejak 25 Agustus 2023 atau dalam tujuh hari perdagangan terakhir.

Pelemahan ini memperpanjang tren negatif emas yang juga melemah pada empat hari perdagangan sebelumnya. Dalam lima hari terakhir, harga emas sudah melandai 1,34%.

Indeks dolar melesat ke 104,85 kemarin, posisi tertingginya sejak 9 Maret 2023 atau enam bulan terakhir.

Emas sedikit membaik pada hari ini. Pada perdagangan Kamis (7/9/2023) pukul 06: 00 WIB, harga emas menguat 0,07% ke posisi US$ 1.917,58 per troy ons.

Ambruknya harga emas disebabkan oleh masih kencangnya laju ekonomi AS.
AS, kemarin, melaporkan ISM Services PMI yang mengukur aktivitas bisnis non-manufaktur melonjak ke 54,5 pada Agustus. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan 52,7 pada Juli serta di atas ekspektasi pasar yakni 52,5.

ISM Services Prices juga naik menjadi 58,9 pada Agustus dari 56,8 pada Juli. Artinya, ongkos biaya pada Agustus meningkat cukup signifikan.

ISM Services yang menguat menandai ekonomi AS masih kencang sehingga inflasi bisa sulit ditekan ke depan.

AS kemarin juga merilis data ekspor dan impor. Ekspor AS naik menjadi US$ 251,6 miliar pada Agustus 2023 dibandingkan US$ 247,5 miliar.Sementara itu, impor naik menjadi US$ 316,7 miliar pada Agustus 2023, dari US$ 313 miliar pada Juli.

Kenaikan impor ini menunjukkan jika permintaan AS dari dan untuk keluar negeri membaik sehingga ekonomi masih panas sehingga inflasi bisa menguat.

Dua data terbaru tersebut membuat pelaku pasar berekspektasi jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan sikap hawkishnya.
Alhasil, dolar AS langsung terbang dan imbal hasil US Treasury melonjak.

Indeks dolar melesat ke 104,86 kemarin, posisi tertingginya sejak 9 Maret 2023 atau enam bulan terakhir.

Sementara itu, imbal hasil US Treasury 10 tahun sempat terbang ke 4,29% kemarin, posisi tertingginya sejak 22 Agustus lalu.
Dua kabar ini datang setelah lonjakan harga minyak pada Selasa. Lonjakan harga minyak dikhawatirkan kembali melambungkan inflasi AS.

Penguatan dolar AS dan imbal hasil US Treasury membuat emas tak menarik. Dolar yang menguat membuat emas semakin mahal dibeli sehingga menurunkan minat investasi.
Sang logam mulia tidak menawarkan imbal hasil sehingga menguatnya imbal hasil surat utang pemerintah AS membuat emas kalah bersaing.

“Pergerakan emas sebenarnya tidak terlalu dramatis. Pelaku pasar masih menunggu apa yang akan dilakukan The Fed dan seperti apa perkembangan ekonomi global, apakah memburuk atau membaik?,” tutur Chris Gaffney, presiden EverBank World Markets, dikutip dari Reuters.

The Fed akan menggelar pertemuan pada 19-20 September mendatang. Gubernur Fed Christopher Waller, kemarin, mengatakan The Fed akan menganalisa semua data untuk menentukan kebijakan suku bunga.

Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 93% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5% dalam pertemuan September. Sebanyak 7%memperkirakan adanya kenaikan suku bunga sebesar 25 bps.

“Pergerakan harga emas ke depan akan sangat tergantung pada The Fed serta bagaimana perkembangan ekonomi China, terutama untuk emas perhiasan,” tutur Edward Gardner, analis komoditas Capital Economics, dikutip dari Reuters.

No Comments

Post a Comment