Equity World Futures | Dollar AS Perkasa, Harga Emas Dunia Turun ke Level Terendah Sebulan
Equity World Futures | Dollar AS Perkasa, Harga Emas Dunia Turun ke Level Terendah Sebulan
Equity World Futures | Harga emas dunia turun ke level terendah lebih dari satu bulan pada akhir perdagangan Senin (14/8/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB.
Logam mulia tertekan penguatan dollar AS dan imbas hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau U.S Treasury seiring pasar menanti ekspektasi kebijakan suku bunga di masa depan.
Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi di level 1.907,40 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 0,1 persen ke level 1.944 dollar AS per ons.
Pada perdagangan Senin kemarin, dollar AS naik 0,3 persen ke level tertinggi lebih dari satu bulan. Penguatan dollar AS ini membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga emas menjadi tak menarik.
Di sisi lain, imbal hasil U.S Treasury tenor 10 tahun juga menguat ke level tertinggi sembilan bulan. Hal ini membuat emas yang tidak memiliki imbal hasil menjadi kurang menarik bagi investor.
“Investor spekulatif pergi dari emas dan ekspektasi suku bunga merupakan faktor terbesar di sini,” kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.
Dollar AS dan imbal hasil U.S menguat seiring pasar menanti risalah pertemuan FOMC Juli 2023 yang rilis pekan ini. Risalah itu menjadi acuan pasar utnuk melihat peluang kebijakan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) ke depannya.
Saat ini pasar memproyeksi The Fed akan tetap mempertahankan tren suku bunga tinggi lebih lama. Hal ini seiring data indeks harga produsen AS meningkat lebih dari perkiraan di Juli 2023, meski indeks harga konsumen naik secara moderat.
Menurut Melek, secara teknis emas berpotensi bergerak ke level di bawah 1.900 dollar AS per ons karena suku bunga The Fed berpeluang kembali naik dalam jangka pendek ke depan.
Pasar pada pekan ini juga masih menanti rilisnya data penjualan ritel AS yang akan menggambarkan kondisi perekonomian, sehingga dapat memperkuat perkiraan kebijakan suku bunga ke depannya.
No Comments